Assalamua'laikum Warahmatulahi Wabaraakatu.
Kejujuran datang dari hati nurani yang siap menerima masalah-masalah yang datang, terutama jujur pada diri sendiri. Tapi terkadang kejujuran itu tidak terbuka karena sebab dan akibat yang di tutupi dengan kebohongan. Semuanya tergantung kepada nilai-nilai agama yang kita dapatkan sewaktu kecil dan ajaran yang diberikan oleh orang tua, orang terdekat kita, guru-guru kita, dan lingkungan.
Tidak ada orang di dunia ini yang tidak pernah berbohong. Alasannya untuk iseng-iseng saja, untuk menutupi kesalahan diri sendiri ataupun orang lain, bahkan untuk mencari keuntungan pribadi atau menipu. Inilah salah satu sifat syaitan yaitu berkata dusta. Kebanyakan dari mereka terdidik dari kecil sampai remaja untuk berbohong. Misalkan; ada sesorang anak membuat kesalahan seperti memecahkan gelas di dapur, lalu ketika di tanya oleh orang tuanya tentang gelas yang pecah itu anak itu menjawab, “tadi ada kucing yang naik atas rak dapur, lalu kucing itu mendorong gelasnya sampai terjatuh”. Orang tua biasanya langsung memarahi anaknya ketika berbuat kesalahan yang sebenarnya tidak harus sampai dimarahi, tapi seharusnya dinasehati agar lebih berhati-hati. Sehingga anak tersebut terdidik menutupi kesalahan dengan berbohong dari hal yang kecil.
Ketika dewasa seorang anak akan mencari kesenangan di luar rumah bersama teman-temannya. Ketika anak itu main sampai larut malam, orang tua biasanya memahari anak tersebut bahkan sampai memukulnya. Maka kebanyakan dari mereka berbohong ketika izin keluar rumah dengan alasan belajar kelompok, membantu pekerjaan teman, membeli makanan atau minuman. Mereka berbohong agar di izinkan keluar rumah. Tugas orang tua adalah harus berkomunikasi dengan anak tersebut tentang apa yang dilakukannya selama dia beraktifitas dengan bahasa yang lembut, beritahu tentang hal-hal baik dan hal-hal yang tidak baik jika dilakukan. Jangan dulu dimarahi, tapi dengarkan alasannya kenapa dia pulang larut malam. Berikan norma-norma Agama yang ditanamkan sejak dini oleh orang tua agar anak tersebut tidak melakukan hal-hal yang menyimpang.
Di zaman modern ini terutama di Indonesia, banyak orang-orang yang berpendidikan tinggi, tapi mereka tidak malu untuk korupsi, mempermainkan timbangan, mengambil untung yang besar. Terutama para pemimpin yang memberikan janji dan mendapat amanat rakyat lalu dia korupsi. Mereka tidak peduli kepada orang lain, yang penting mereka dapat uang, masa bodo sama yang lain. Inilah penyakit orang-orang yang tidak memiliki iman terhadap Allah SWT, padahal Dialah yang menjadi saksi atas segala sesuatu. Di Indonesia tidak pernah kekurangan orang pintar tapi seringkali kekurangan orang jujur. Padahal kejujuran akan membawa kepercayaan orang lain.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an : “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar. (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam.”[QS.Al-Muthaffifîn:1-6]
"Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui."[QS.Al-Baqarah:188]
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." [QS. Al-Anfal Ayat 27]
Bangsa yang maju adalah bangsa memiliki pemimpin dan rakyat yang jujur serta pemimpin-pemimpinnya membawa amanah rakyat serta rakyat yang selalu mendo’akan para pemimpinnya supaya mereka bisa memimpin dengan jujur, adil, dan bijaksana.
Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.
No comments:
Post a Comment