Yang Dianggap Baik Belum Tentu Baik


Assalamua'laikum Warahmatulahi Wabaraakatu.

Sesuatu yang menurut kita baik terkadang tidak begitu baik terhadap diri kita. Yang kita tau bahwa kesenanganlah yang membuat kebahagian dan kesusahan yang membuat kesengsaraan. Padahal mereka yang biasa hidup dengan kesenangan belum tentu membuat kehidupanya tenang dan damai. Mereka dikelilingi dengan kemewahan yang terkadang membuatnya terlena dan berlebih-lebihan akan suatu hal. Mereka lebih cenderung menjauh dari keluarga dan lingkungan sekitar. Bila suatu saat mereka kehilangan segalanya, disaaat itu juga mereka tidak siap pada kenyataan hidup dan kehancuran hidupnya . Sedangkan mereka yang biasa hidup dengan kesusahaan memperoleh kebahagian cinta dan kasih sayang dari semua orang yang membuat kehidupannya tenang dan damai. Mereka dikelilingi kesederhanaan yang membuatnya lebih dekat kepada keluarga, lingkungan sekitar, tidak berlebihan-lebihan akan sesuatu hal dan bisa lebih menghargai orang lain. Semuanya adalah ujian bagi orang-orang yang beriman.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ’Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi ?Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.[QS.Al-Ankabut:2-3]


Saya punya sedikit cerita tentang kehidupan saya. Saya anak pertama dari 2 bersaudara. Saya tinggal dirumah nenek saya dengan ibu dan adik perempuan saya. Kami ditinggalkan ayah dari saya umur 3,5 tahun. Dari saya kecil saya tidak tau apa itu kasih sayang seorang ayah kepada anaknya, tapi saya nurut apa kata ibu saya, bahwa saya harus menerima semua takdir Allah SWT dan tidak iri dengan teman-teman saya yang mempunyai ayah. Saya sempat iri dengan teman-teman saya yang dijemput ayahnya ketika pulang sekolah atau sedang bermain. Saya juga sempet malu ketika ditanyai tentang ayah saya. Tapi ketika saya beranjak dewasa saya melihat teman-teman saya yang memiliki keluarga yang utuh tapi mereka seenaknya saja tanpa aturan, entah mereka tidak diajarkan oleh orang tua mereka atau mereka merasa orang tuanya mencukupi kehidupannya dan dia bebas melakukan apa yang dia mau, seperti membolos sekolah, membohongi orang tua, pergaulan dengan bebas, melanggar aturan-aturan agama. Mulai dari saat itu saya berfikir dan saya bersyukur walaupun saya tidak memiliki seorang ayah yang memiliki tanggung jawab akan keluarganya tapi saya tidak melanggar aturan-aturan yang ada dan tidak pernah mengikuti hal yang aneh tanpa pengetahuan cukup tentang itu. Bagi saya kehidupan yang saya jalani adalah hal terindah yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT, tergantung kita menyikapinya setiap yang tejadi di kehidupan kita dengan bijak.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an :

“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”[ Qs.Al-Baqarah : 286]

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yg paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman”[ Qs.Al-Imran:139]

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”[QS.Al-Insyirah:5-6]

Disuatu saat kita menyukai suatu hal baik pada orang lain itu terlihat bagus padahal belum tentu hal tersebut baik untuk kita. Justru hal yang tidak disukai oleh kita padahal itu terlihat bagus oleh orang lain. Terkadang hal yang disukai datang kepada kita membawa hal yang buruk dan hal yang dibenci datang kepada kita malahan membawa hal yang baik. Karena suatu hal bisa kapan saja berubah dari hari ke hari. Jangan lihat sesuatu hal dari permulaannya saja tapi lihat hasil akhir yang didapat sesudahnya. Sesungguhnya Allah SWT mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an :
“Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh kebaikan Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” [QS.Al-Baqarah:216]


“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri, harta mereka dengan memberikan jannah untuk mereka…”[QS.At-Taubah:111]


Berbaik sangka terhadap sesuatu yang datang kepada, entah itu baik ataupun tidak baik tergantung bagaimana kita selalu bersyukur atas nikmat-nikmat yang Allah SWT kepada kita, karena Dia lebih tau apa yang baik buat diri kita hari ini, besok, dan kedepanya.

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.


No comments:

Post a Comment