Bawahan Tergantung Pemimpinnya


Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatu

Sebuah perintah harus dilaksanakan karna salah bentuk dari amanah. Yaitu kepercayaan kepada seseorang supaya perintah itu dijalankan dengan sebaik-baiknya. Ada perintah yang baik, perintah yang tidak disukai, perintah yang menguntungkan, perintah yang merugikan, perintah yang malas dilakukan tapi wajib, perintah yang sulit dilakukan, dan perintah yang tak masuk akal. Apapun perintah itu sebuah suruhan yang wajib kita penuhi atau kita tolak dengan cara yang halus. Ada sebuah hukuman bila perintah itu tidak berjalan dengan baik atau tidak terlaksana. Hukumannya ada yang negatif dan hukuman yang positif.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an :
Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, dan telah Kami wahyukan kepada mereka untuk senantiasa mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu mengabdi,”[QS. Al-Anbiya’:73]

Entah itu orang perintah orang tua, guru/dosen, teman/sahabat, kakak/adik, pacar/istri, anak ketika mereka meminta sesuatu dan terutama perintah atasan/pemimpin. Karena paling besar peluang di lakukan ketika suatu perintah diberikan adalah perintah pemimpinya. Biasanya pemimpin ini adalah orang yang tidak suka diperintah tapi sering memerintah. Karna dia merasa berkuasa atas bawahan. Bawahan tidak boleh membantahnya apapun perintahnya harus dilakukan dengan baik. Sedikit bawahan melakukan kesalahan terkadang pemimpin kita memarahi dengan cara sedikit kasar. Bisa dibayangkan bila terjadi kesalahan besar bisa marah besar pemimpinnya tak jarang didapati bentakan kasar dari mulutnya, tangannya mengebrak meja, atau yang lebih parah bisa melakukan hal fisik pada bawahannya. 

Kebanyakan para pemimpin merasa benar dengan kekuasaan yang dia miliki. Mau tidak mau, suka tidak suka, bawahan tidak bisa menolaknya dan harus tetap dilaksanakan perintahnya. Pencapaian target dari pemimpin memang harus tercapai tapi tidak dibenarkan dengan cara seperti mengejar kuda yang berlari. Memang bawahan harus menghormati mereka tapi kalo pemimpin salah maka berhak atas bawahan membenarkan atau meluruskan apa yang disampaikan pemimpinnya. Pemimpin tidak boleh melanggar hak asasi bahawannya. Menjadi buruknya perilaku bawahan akibat pemimpinya maka bawahannya akan bisa menyalahkan pemimpinya diakhirat kelak. Karna apapun yang dia pimpin akan dipertanggung jawabkan semuanya dihadapan Allah SWT.

Wajib bagi para pemimpin memenuhi kebutuhan dan permintaan bawahannya. Seperti halnya bila bawahan ingin melakukan ibadah haruslah pemimpin mengiizinkannya dengan ikhlas. Ketika lapar dan haus berilah bawahan waktu untuk beristirahat. Memberikan waktu untuk menunda pekerjaannya dengan janji yang telah disepakati sebelumnya. Tidak ada yang merasa dirugikan antara pemimpin dan bawahan. Bila bawahan melanggar peraturan berilah hukuman yang tegas tapi positif yang bisa membantu bawahannya bekerja lebih baik lagi dan membuat bawahannya tidak terbebani secara mental.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an :

"Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."[QS.Al-Ma’idah:8]

Bayarlah upah yang sesuai dengan hasil kerjanya pada waktu yang ditentukan. Jangan ditunda-tunda karna keegoisan yang tinggi. Pemimpin sangat harus memenuhi hak bawahannya. Jangan hanya bawahan yang harus memenuhi perintah pemimpinya tapi bawahan harus berlaku adil seadail-adilnya. Semuanya harus dimulai dari para pemimpin-pemimpin yang berakhlak baik. Agar bisa menjadi contoh yang baik pula bagi bawahannya.

Wasalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh.

No comments:

Post a Comment