Bercanda Seperlunya, Pada Batas Yang Wajar


Assalamua'laikum Warahmatulahi Wabaraakatu

Dari masa ke masa banyak orang melakukan lelucon atau kejahilan untuk menghibur diri sendiri, teman-teman dan orang disekitar kita. Hal umumnya adalah perkataan yang dibumbui seperti menggoda berlebihan, menyapa dengan nama yang buruk, menertawakan kesalahan orang lain dan segala sesuatu yang bisa merendakan orang lain. Hal lainnya adalah dengan bentuk fisik seperti mencolek, menyenggol, mencubit, memukul dan segala sesuatu yang bisa melukai orang lain. Apapun bentuk candaan itu harus disertai dengan kelembutan, tidak menyinggung hal-hal pribadi, tidak berbohong, tidak berkata kotor, tidak mencela dan meminta maaf sesudah kita melakukannya kepada orang tersebut.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an :
"Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita lain, boleh jadi wanita-wanita (yang diolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan yang buruk sesudah beriman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”[QS.Al Hujarat:11]

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
”Para sahabat bertanya kepada Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam,”Wahai Rasulullah, apakah engkau jua bersenda gurau bersama kami?” maka Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam menjawab,”Tentu, hanya saja aku akan berkata benar”[HR.Ahmad]

Pada masa sekarang yang semakin maju dengan teknologinya. Tak jarang orang berkata untuk mendatangkan tawa kepada orang lain tapi tidak untuk target orang yang menjadi bahan bercandaannya. Bahkan mensharenya untuk dibagikan kepada orang lain. Apapun itu baik atau buruknya yang penting mendapatkan popularitas dari orang-orang yang menontonnya. Tak jarang orang yang membuat lelucon itu dengan berbohong dan mendatangkan tawa sebanyak-banyak dari orang-orang sekitarnya. Tapi tidak bagi target orang tersebut.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an :
"Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: “hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”. [QS.Al-Isrâ`:53]

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.”[HR. Ibnu Majah]

Tak heran orang yang biasa membuat lelucon dengan kata-kata yang menghubungkan sesuatu objek benda mati atau hidup yang tidak pantas dikatakan lalu dikaitkan kepada target orang yang ingin kita jadikan sebagai bahan bercandaan. Apa lagi ditambahkan dengan kalimat berbohong yang menjurus ke fitnah. Belum lagi teman yang lain mendengar lelucon tersebut dan orang yang tidak mengenal target bisa saja menimbulkan prasangka-prasangka buruk kepada target orang tersebut. Sehingga banyak orang yang memberikan label dengan leluconnya sebagai suatu kewajaran dan orang-orang mulai mengikutinya. Bertujuan untuk mendatangkan tawa yang banyak dan berlebihan. Dampaknya bisa menyebabkan target orang tersebut menjauh dari keteman-temannya, tidak dapat bersosialisai, dan bisa saja membuat mentalnya terganggu.

Apalagi menyinggung fisik target orangnya secara langsung. Yang membuatnya marah, sedih, sakit hati dan sesuatu yang membuatnya menjadi benci kepada kita. Bercanda seperti itu sangat dilarang. Bisa saja target orang tersebut menaruh dendam kepada kita. Banyak kasus orang yang tidak senang dengan lelucon kita justu menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Akhirnya menjadi masalah yang berkepanjangan. Tidak ada istilah "baper" untuk bercandaan yang kelewat batas. Apapun perkataan yang kita lontarkan kepada orang lain akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.

Berlanjut dengan kontak fisik yang beberapa orang biasa melakukannya. Biasanya orang-orang yang melakukan aksi jahil ini spontan dan bahkan sudah direncanakan sebelumnya. Yang bisa saja membahayakan dan melukai target orang tersebut. Bisa saja kita tidak sengaja melakukan kesalahan dalam aksi jahil kita yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain. Dengan begitu perlu diperhatikan sebaik mungkin bila ingin bercanda dengan kontak fisik. Jangan berlebihan bila aksi jahil. Buatlah target orang tersebut nyaman selama kita melakukannya.

Tidak dibenarkan bercanda untuk mencari kesenangan dan menertawakan orang lain dengan sengaja. Lihat situasi kondisi bila ingin bercanda supaya target dapat menerimanya. Lebih baik kita yang menjadi target sendiri kalo untuk mendatangkan tawa dari orang lain. Berhati-hatilah bila ingin bercanda dan lihat target yang bisa diajak bercanda serta jangan berlebihan dalam melakukannya. Lebih baik kita mempererat hubungan baik dengan orang lain dengan cara menghiburnya dengan bercandaan kita bukan malah sebaliknya.

Wasalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh.

No comments:

Post a Comment