Laba dan Riba


Assalamua'laikum Warahmatulahi Wabaraakatu.


Banyak orang tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan keuntungan yang halal dan keuntungan haram. Mungkin sebagian orang ada yang sudah mengetahuinya tapi mereka tidak mengetahui azab yang akan diterimanya atau mungkin mereka mengabaikannya untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat demi untuk mengejar dunia atau tuntutan pekerjaan.


Contoh perbuatan riba; ketika kita hendak membeli sebuah barang dengan harga 50 juta lalu kita menjual kepada orang itu dengan harga 72 juta dengan begitu kita untung 22 juta. Tapi orang yang membeli ingin menyicilnya selama 1 tahun = 12 x cicilan dengan bunga 1% perbulan. Seharusnya pembeli membayar 6 juta perbulan menjadi 6,1 juta perbulan. Jadi labanya adalah 22 juta dan riba yang dimaksud dalam hal ini adalah bunga 1%=100 ribu per bulan menjadi 73,2 juta labanya. Belum lagi ada denda apabila telat bayar itu termasuk riba.


Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an :

"Orang-orang yang makan (bertransaksi dengan) riba, tidak dapat berdiri malainkan seperti berdirinya orang yang dibingungkan oleh setan sehingga ia tak tahu arah disebabkan oleh sentuhan(nya). Keadaan mereka yang demikian itu disebabkn karena mereka berkata 'jual beli tidak lain kecuali sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Maka barang siapa yang telah sampai kepadanya peringatan dari tuhannya (menyangkut riba), lalu berhenti (dari praktik riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (kembali) kepada allah. Adapun yang kembali (bertransaksi riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya".[QS.Al-Baqarah:275]

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.”[QS.Al-Baqarah:276]



Laba menurut Islam adalah sesuatu yang dihalalkan serta dibolehkan seperti jual beli barang yang dihalalkan atau berdagang. Rasullulah SAW juga mencari nafkah dengan berdagang dengan tidak berbohong, berlaku curang, mengurangi takaran atau apapun itu yang merugikan orang lain. Hal tersebut supaya tidak ada yang merasa dirugikan antara penjual dan pembeli, istilah kata: Anda puas, kami untung. Lalu semua harta harus disucikan dengan beramal serta memberi 2,5 persen harta kita untuk fakir miskin dan berjuang seperti berdakwah dengan harta kita dijalan Allah SWT. Semua itu demi mencari keridhoan Allah SWT.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an :

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta kamu di antara kamu dengan jalan yang bathil kecuali dengan jalan perniagaan yang berdasarkan kerelaan di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh diri kamu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang Kepadamu.”[QS.An-Nisa’:29]

”Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman diantara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.”[QS. Al-Hadid : 7].

”Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” [QS.At-Taubah:41].




Riba menurut Islam adalah sesuatu yang diharamkan serta melarang untuk tidak melakukannya seperti melipatkan gandakan uang, menambah keuntungan dengan ditambah-tambah/berbunga, tidak berlaku adil dalam takar menakar, atau apapun itu yang dimaksudkan untuk menambah harta kekayaan maka harta itu tidak menjadi berkah bagi yang menggunakannya. Dampak kepada anak keturunannya menjadi tidak taat pada perintah Allah SWT, tidak bisa dinasehati secara baik-baik, selalu membantah, menyusahkan orang lain, dan selalu berbuat keburukan serta sulit mencari kebenaran walaupun kebenaran itu depan matanya sekalipun.



Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an :

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil, dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui” [QS.Al-Baqarah:188].
“Hai orang-orang yag beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan.Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”[QS.Al-Baqarah:278-280]

Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku adil, Kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.[QS.Al-An'am:152]


Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).[QS.Ar-Ruum:39]

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”[QS.Ali-Imron:130]


Ketika kita mencari harta atau uang, ada baiknya kita melihat apa yang kita tawarkan asal muasalnya, jangan melebihkan dari apa yang sudah ditentukan dan dampak akibat perbutan kita kepada orang lain. Tidak ada gunanya menambah-nambah harta dengan cara yang haram. Kentungan dunia yang hanya sesaat tapi kerugian akhirat yang selama-lamanya. Ingatlah semuanya akan dipertanggung jawabkan dari yang kita perbuat.



Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

No comments:

Post a Comment