Hati Nurani dan Fikiran


Assalamua'laikum Warahmatulahi Wabaraakatu.

Setiap Manusia memiliki 2 hal yang mengendalikan dirinya yaitu hati nurani dan fikiran. Hati nurani berasal dari hati yang paling terdalam berhubungan dengan jiwa mewakili semua perasaan yang ada. Bisa disebut juga dengan EQ kecerdasaan emosional. Hati nurani adalah cerminan diri dari jiwa yang bersih yang dimiliki setiap manusia sewaktu dia dilahirkan ke dunia ini. Seiring dengan beranjak dewasanya seseorang, kebayakan manusia tidak menggunakan hati nuraninya untuk menentukan hal-hal baik di kehidupan sehari-sehari. Kebanyakan dari manusia lebih condong ke hawa nafsu yang tidak baik yang ada di dalam dada yang menjerumuskan kepada sesuatu hal yang negatif yang merugikan dirinya sendiri. Peran hati nurani adalah mengembalikan diri pada keadaan awal dia dilahirkan, tersucikan dengan cara memperbanyak istighfar disetiap waktu.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an :“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” [QS. Asy-Syams:9-10]


“Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” [QS.Al-Hajj:46]



“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” [QS. Al-Isra`: 36]



Pikiran berasal dari dalam otak manusia yang berperan menerjemahkan pola sebuah logika-logika berfikir. Bisa di sebut juga dengan IQ kecerdasan berfikir. Namun pikiran terkadang terpengaruh perasaan yang ada dihati. Contohnya: Ada sebuah kejadian dijalan, ketika sesorang pejalan kaki ditabrak oleh sebuah kendaraan, pada saat itu kita berada tidak terlalu jauh dari tempat kejadian, tersirat dalam pikiran untuk menolong orang tesebut sebab kalo tidak ditolong bisa fatal akibatnya, tapi pada saat itu juga perasaan kita bermain, untuk tidak menolongnya karena alasan terburu-buru, tidak kenal, nanti juga ditolong orang lain dengan alasan itulah perasaan di hati untuk tidak menolongnya, lalu fikiran kita mengikuti perasaan hati itu.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an :
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir. “[QS.Ar-Ra’d:4]


“Dan Dia telah menundukan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari padanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda ( kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.”[QS. Al-Jathiyah:13]



“Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.”[QS.Al Hasyir: 21]



Masalah yang dihadapi manusia adalah hati nurani dikuasai oleh hawa nafsu dan fikiran tidak sejalan dikarenakan kehendak masing-masing, tapi kehendak lebih banyak mengikuti perasaan yang ada dihati yang terdapat hawa nafsu yang tidak baik. Sehingga hati memiliki pola pikirnya sendiri yang sewaktu-waktu menang kehendak oleh fikiran berlogika. Bagaimana kita sebagai manusia harus menghilangkan penyakit hati ini.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an :
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat berakal dengannya.” (QS. Al-Hajj: 46)


“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang- orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.”[QS.Al-A’raf:176]



“Dan apabila diturunkan suatu surat maka di antara mereka ada yang berkata: ‘Siapakah di antara kamu yang bertambah iman dengan surat ini?’ Adapun orang-orang yang beriman maka surat ini menambah iman sedang mereka merasa gembira. Adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka di samping kekafiran dan mereka mati dalam keadaan kafir.”[QS.At-Taubah:124-125]


Untuk menjadikan satu kesatuan antara hati nurani dan fikiran untuk melawan hawa nafsu adalah berprasangka baik kepada Allah SWT, perbanyakan ibadah dan menjauhi larangan-Nya supaya hawa nafsu dapat dikendalikan oleh hati nurani dan fikiran.


Waassalamu’alaikum Warahmatullaahi ­Wabarakaatuh.


No comments:

Post a Comment